Senin, 23 Juli 2012

Renungan Shalat Berjama'ah / Bag.7 / Keutamaan Pergi Ke Masjid

     Allah memberi kita banyak sekali pahala untuk bekal akhirat jika kita aktif ke masjid, melaksanakan shalat jama'ah.
Diantara pahala-pahala itu adalah :
1. Pahala langkah kaki
   a. Setiap satu langkah satu pahala dan
   b. penghapusan satu dosa
Sebagaimana keterangan dalil-dalil berikut ini,
RasuluLlah s.a.w bersabda :
"Sesungguhnya jika seseorang diantara kamu berwudlu dengan baik kemudian ke masjid dan tidak ada niatan kecuali untuk shalat maka tiadalah dia melangkah kaki satu langkah kecuali pastilah Allah mengangkat dirinya satu derajat dan menghapuskan dari dirinya satu dosa sampai ia  masuk masjid. " (HR. Ibnu Majah 277)

Ubai bin Ka'b r.a bercerita :
" Dulu ada orang  yang rumah paling jauh dari masjid, tapi tidak pernah absen shalat berjama'ah, maka aku katakan kepadanya : Alangkah baiknya jika kamu beli himar yang bisa kamu kendarai diwaktu kegelapan ataupun ketika terjadi kabut debu. Ia berkata : bahkan aku tidak mau tinggal di samping masjid, sebab aku ingin agar Allah memberiku pahala jalan kaki ke masjid dan kepulanganku ke keluargaku. Maka RasuluLlah s.a.w bersabda : Sesungguh-nya Allah telah mengumpulkan semua pahala itu untukmu." (HR.Muslim 1065)

     Ukuran normal langkah kaki manusia adalah 3 langkah setiap meter. Maka jika rumah kita 100 meter dari masjid berarti setiap ke masjid kita memerlukan 300 langkah atau 600 langkah pulang pergi.

"Semakin jauh jarak rumah ke masjid, semakin besar pula pahala didapat".

     Ini berarti setiap pergi ke masjid kita dapat : 600 pahala/derajat dan pengampunan 600 dosa. Lalu dikalikan 5 x ke masjid. Praktis tiap hari kita mendapatkan :
~ 3000 pahala/derajat dan
~ pengampunan 3000 dosa
     Mengingat besarnya pahala jalan kaki itu maka RasuluLlah s.a.w melarang Bani Salimah yang pindah dekat masjid karena rumahnya jauh dari masjid. Jabir bin Abdullah r.a menceritakan :
" Ada tanah kosong di dekat masjid maka Banu Salimah ingin pindah ke dekat masjid, hal itu kedengaran RasuluLlah s.a.w maka beliau bersabda kepada mereka : Sesungguhnya aku telah mendengar bahwa kamu ingin pindah ke dekat masjid . Mereka berkata : Benar wahai RasuluLlah kami menginginkan itu. Maka beliau bersabda : Tetaplah di kampungmu sebab kamu pasti diberi pahala untuk bekas-bekas jalan kakimu. Tetaplah di kampungmu sebab kamu pasti diberi pahala untuk bekas-bekas jalan kakimu. (HR.Muslim 1068)

     Begitu juga ketika seseorang sahabat dari golongan al-Anshor yang rumahnya paling jauh dari masjid disarankan oleh sahabat lain agar beli keledai untuk dikendarai maka dia menolak karena ingin mendapatkan pahala dari setiap langkah kakinya. Hal itu ternyata dibenarkan Nabi s.a.w dan dikatakan bahwa dia akan dapat semua pahala yang diharapkannya.

" Sesungguhnya orang yang pahala sholatnya paling besar adalah yang paling jauh jalannya ke (masjid tempat) sholat itu." (HR.Muslim 277)

2. Keutamaan shaf pertama (bagi pria) :
Berdasarkan sabda Nabi s.a.w :
"Sesungguhnya mereka tahu pahala yang didapat shaf pertama niscaya mereka berundi unuknya. " (HR.Ubnu Majah 988)

Dan sabdanya :
" Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang pertama dan yang paling buruk yang akhir, dan sebaik shaf perempuan adalah yang akhir dan yang paling buruk yang pertama. " (HR.Muslim 132)

Bagi wanita shaf paling belakang adalah utama.

3. Pahala menunggu shalat di masjid
     Orang yang menunggu shalat di masjid diberi pahala seperti sedang shalat, berdasarkan sabda RasuluLlah s.a.w :
" Dan seseorang akan tetap dianggap sedang sholat selama waktu menunggu shalat. "  (HR.Al-Bukhari 611)

     Apalagi kalau dia sambil baca Al-Qur'an, menyampaikan atau mendengarkan pengajian , membaca buku-buku yang bisa meningkatkan keimanan dan keislamannya tentu pahalanya lebih besar lagi.

4. Pahala istimewa berjama'ah subuh
     Yaitu pahala yang berlipat sekitar 120 kali, seperti yang telah penulis uraikan di HAKIKAT SHOLAT SUBUH.

5. Bonus pahala 27 lipat untuk berjama'ah dhuhur, 'ashar dan maghrib.
RasuluLlah s.a.w bersabda :
" Sholat jama'ah itu lebih baik 27 derajat dari sholat sendiri."  (HR.Muslim 1038)

6. Pahala istimewa berjama'ah isya'
     Yaitu pahala berlipat yang nilainya separoh pahala sholat subuh berjama'ah  di masjid,

7. Dido'akan oleh malaikat, sejak sampai masjid dan ketika menunggu sholat.
RasuluLlah s.a.w bersabda :
" Para malaikat terus mendo'akannya selama dia masih berada di tempat sholat itu, yaitu : Ya Allah sejahterakan dia, ya Allah rahmati dia. "   (HR. Al-Bukhari 611)

8. Pahala bagi yang hatinya tertaut dengan masjid
" Ada 7 golongan yang akan dapat naungan Allah di hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya : ... (diantaranya :) orang yang hati terpaut dengan masjid-masjid."  (HR. Al-Bukhari 620)

     Tanda-tanda orang yang hatinya terpaut dengan masjid antara lain :
~ Aktif ke masjid di kampungnya
~ Mencari masjid jika tinggal di tempat baru
~ Membangun masjid jika di tempat domisilinya belum ada masjid.

9. Diberi kesaksian sebagai mukmin
RasuluLlah s.a.w bersabda :
 " Jika kamu menyaksikan orang yang aktif ke masjid maka berikanlah kesaksianmu bahwa dia adalah orang yang beriman, sebab Allah berfirman : Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, yang melaksaknakan shalat dan menunaikan zakat... (At-Taubah / 9:18). "  (HR.At-Tirmidzi 2542)

10. Ketika sakit atau bepergian diberi pahala penuh, seperti yang diterima tiap hari dalam kondisi normal, meskipun dia tidak pergi ke masjid.
RasuluLlah s.a.w bersabda :
" Apabila seorang hamba biasa melakukan amal kebaikan lalu (suatu ketika) terhalang oleh sakit atau perjalanan maka dituliskan untuknya pahala-pahala kebaikan yang biasa dilakukan ketika ia sehat dan ketika tidak bepergian. "  (HR. Abu Daud 2687)

11. Terbebas dari salah satu sifat munafiq
   Yaitu : sifat malas ke masjid, sesuai dengan sabda RasuluLlah s.a.w :
" Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq daripada sholat subuh dan isya. Seandainya mereka tahu nilai yang terkandung di dalam kedua sholat itu, pastilah mereka mendatangi (masjid tempat) kedua sholat itu meskipun dengan merangkak. "   (HR. Al-Bukhari 617)

Ibnu Mas'ud r.a juga mengatakan :
" Barang siapa besok ingin berjumpa Allah dalam keadaan (diakui) sebagai muslim, maka hendaklah menjaga sholat-sholat itu yang orang diseru (adzan) untuknya. Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan untuk Nabimu s.a.w jalan-jalan petunjuk-Nya dan sesungguhnya pelaksanaan sholat-sholat itu termasuk jalan-jalan petunjuk-Nya, seandainya kamu pada sholat dirumah sebagaimana orang yang absen (dari sholat jama'ah di masjid) itu sholat dirumahnya berarti kamu telah meninggalkan sunnah Nabimu s.a.w, dan jika kamu meninggalkan sunnah nabimu tentu kamu jadi sesat. .. Dan sesungguhnya kamu telah menyaksikan kami (para sahabat) yang mana tidak ada orang yang absen (dari sholat berjama'ah) kesuali orang munafik yang kemunafikannya sudah dikenal. Dan sesungguhnya dulu ada orang yang kondisi jasmaninya sudah lemah lalu dipapah dan didirikan di dalam shaf (agar ikut berjama'ah). "   (HR.Muslim 1046)

     Mengenai pahala pergi ke masjid ini agar lebih jelas bisa dilihat pada tabel berikut ini :

Sholat               Pahala Sholat Sendirian             Bonus Pahala Berjama'ah

1. Subuh                       1                                                119
2. Dhuhur                     1                                                  27
3. Ashar                       1                                                  27
4. Maghrib                   1                                                  27
5. Isya                          1                                                 59
                                    5                                                 259

     Begitu besarnya beda perolehan pahala antara orang yang sholat di rumah dan sholat di masjid. Ketika orang yang sholat 5 waktu di rumah dapat 5 pahala, maka yang pergi ke masjid dapat 5 + 259 = 264 pahala atau lipat 53 kali.
     Berarti, ketika orang yang sholat 5 waktu di rumah hanya dapat pahala 1 hari sholat maka yang berjama'ah 5 waktu (1 hari) di masjid mendapat senilai pahala 53 hari sholat di rumah.
     Ini tanpa dihitung pahala-pahala lain, seperti : pahala jalan kaki, sholat tahiyyatul masjid, menunggu sholat dll., yang hanya Allah saja yang mengetahui hakikat hitungannya.

Sabtu, 14 Juli 2012

Hadist 1 / Tanda Kenabian RasuluLlah

Sa'ib bin Yasid r.a meriwayatkan,

"Bibi membawa saya menghadap Nabi s.a.w. Bibi berkata, "Wahai RasuluLlah! Keponakanku ini sakit.' Maka, beliau mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan untuk saya, lalu beliau berwudhu, kemudian saya meminum bekas air wudhu beliau, saya berdiri di belakang beliau, seketika saya melihat tanda kenabian di antara kedua pundak beliau, bentuknya seperti kancing tirai."

(HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim, dan Thabrani)

Renungan Sholat Berjama'ah/ bag. 6 / Ingat! Dunia Penuh Tipuan

     Allah s.w.t berfirman :

     "Kehidupan di dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."   (QS : Al-Imran / 3 : 185 )

     Maha benar Allah! Sungguh dunia ini kesenangan yang menipu. Sering manusia silau melihat glamornya kehidupan orang-orang super kaya di dalam dan luar negeri.

     Tapi benarkah kehidupan mereka seindah yang kita bayangkan ? Ternyata tidak.

     Lihat saja kaum Hippies yang muncul sejak puluhan tahun lalu, Mereka adalah anak-anak orang-orang kaya yang sangat kaya, tapi tidak bahagia dengan kekayaannya dan mereka tinggalkan rumah orang-tua yang bagai istana, mereka memilih hidup seperti gelandangan, tidur di emperan toko, di alam terbuka dll. Di Jepang dan di negara-negara Barat banyak kasus bunuh diri yang dilakukan oleh orang-orang kaya, padahal orang-orang miskin merindukan kekayaan dan kebahagiaan, tapi faktanya sungguh berbeda. Sungguh dunia ini penuh dengan kepalsuan dan tipuan.
     
     Kita semua tentu ingat ketika masih kecil  mengkhayal betapa nikmatnya kalau nanti bisa bersepeda, bisa main kemana-mana. Nah, setelah bisa bersepeda ?

Ternyata tidak ada yang istimewa.

     Kita kembali mengkhayal, kalau punya motor tentu nikmat sekali, bisa pergi dengan cepat dan jauh, tak perlu capek menggoes. Setelah punya motor, eh ternyata biasa-biasa saja. Lalu kita mulai mengkhayal mobil. Tapi ternyata sama saja tidak ada yang istimewa, kecuali yang di angan-angan. Sayang sekali kebanyakan manusia tertipu. Mari kita lihat kembali grafik tadi :


     Kemana perhatian kebanyakan umat Islam ?

Apakah ke Alam Mahsyar ? yang disana semuanua akan dihisab, lalu bekerja keras agar bisa lulus pada hari hisab itu.

atau ke Alam Kubur ? yang disana setiap orang akan ditanya oleh Munkar- Nakir, dan hanya orang yang benar-benar beriman yang bisa menjawab, sedangkan orang kafir dan orang munafiq tidak mampu menjawab lalu dipukul dengan martil besi dikeningnya lalu harus menjalani masa-masa yang amat panjang, yang semakin lama semakin menakutkan dan menyengsarakan.

atau perhatian dan perjuangannya terfokus pada umur di dunia ?, lalu tidak peduli pada Alam Kubur, Alam Mahsyar ataupun Alam Akhirat ?

     Sepertinya memang inilah yang terjadi, sehingga banyak sekali orang Islam yang mengejar harta tanpa peduli halal-haram, semua dihembat. Karena cara hidup dan cara berpikirnya seperti itu, maka tak heran jika kebanyakan umat Islam tertarik hanya pada iming-iming harta dunia, adapun pada iming-iming akhirat mereka tidak tertarik.

     " Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi. Padahal kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. "
( QS : Al- A'la / 87 : 16-17 )

Kebanyakan umat Islam telah tertipu. Karena itu dari bangun tidur sampai tidur yang dipikir cuma dunia.
Sampai kapan mereka tertipu ?

     " Berbanyak-banyakan (harta) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke liang kubur (mati)."
( QS : At-Takatsur / 102 : 1-2 )

     Begitulah umumnya manusia! Tentu kita tidak boleh terbawa arus kehidupan dan hawa nafsu yang salah, mengorbankan akhirat yang abadi untuk kesenangan sekejab. Kita harus berusaha untuk sadar sebelum datangnya ajal.

Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/bab.6 :13-16

     

Renungan Sholat Berjama'ah / bag. 5 / Pentingnya Pahala

     Anda ke Eropa harus punya  (Euro), ke Jepang harus punya ¥ (Yen). Tapi ke alam kubur, alam mahsyar dan alam akhirat semua mata uang ataupun harta tidak berguna. Satu-satunya yang berguna adalah pahala.
Maka sudah semestinya jika kita harus selalu cari pahala dan mengutamakan amalan-amalan yang pahalanya berlipat ganda. Bukan bermalas-malasan dan mencukupkan diri dengan amalan yang berpahala kecil dan menmbiarkan diri terindikasi sebagai munafiq.
     Seperti apa pentingnya pahala, di dunia ini tidak ada persamaannya. Sebab jika orang ke Eropa lalu kehabisan uang. Ia bisa mengemis, meskipun dirinya jadi hina tapi ia tetap bisa hidup. Di akhirat jika orang tidak punya bekal pahala, atau pahalanya kalah berat dengan dosanya, pastilah orang itu masuk neraka.
     Jadi bagaimana orang bisa mencueki adanya resiko neraka, padahal disulut api rokok 1 detik saja tidak ada yang tahan, sedangkan neraka :

     "Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.   (QS : An-Nisa / 4 : 56 )

RasuluLlah s.a.w bersabda :

     "Azab yang paling ringan bagi penghuni neraka pada hari Qiyamat nanti adalah bara diletakkan di kedua telapak kaki orang maka seketika itu otaknya mendidih. "   ( HR : Al-Bukhari 7472 )

Na'udzu biLlah min dzalik!


Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/bab.5 :12-13

Jumat, 13 Juli 2012

Renungan Sholat Berjama'ah bag.04 / Fakta penggunaan umur

     Pada grafik tadi telah kita lihat bahwa umur kita di dunia yang merupakan satu-satunya kesempatan untuk mempersiapkan bekal akhirat yang kekal abadi ternyata amat sangat singkat. Tragisnya umur yang sangat singkat itu digunakan secara salah pula.

     Siklus Harian Penggunaan Umur

Begitu kecil porsi waktu untuk ibadah/sholat
     Memang, bagi yang faham agama bisnispun bernilai ibadah, akan tetapi bagi yang kurang faham, tidak jarang sholat dibisniskan. Jika sedang bersama partner yang taat beragama dia sholat, kalau tidak maka sholat diabaikan.
   
Sholat yang porsinya sangat kecil itu masih perlu dipertanyakan :
- Apa dilaksanakan secara penuh 5 x sehari atau bolong-bolong ?
- Apa pelaksanaannya biasa, kilat atau express seperti burung mematuk ?
Ingat, sholat express yang banyak terjadi di Tarawih Ramadhan adalah gaya sholat orang munafik.

RasuluLlah s.a.w bersabda :
     "Itulah sholatnya orang munafiq dia duduk mengamati matahari, maka ketika berada diantara 2 tanduk syetan (hampir terbenam) ia shalat (seperti burung) mematuk 4 kali dan tidak ingat Allah melainkan sedikit sekali."   (HR. Muslim 987)

     Berapa % dari sholat itu yang dikerjakan dengan khusyu' ?
Ingat, ketika selesai sholat bisa jadi orang hanya dapat nilai 1/2, 1/4, 1/8 atau bahkan bisa jadi orang tidak dapat nilai sama sekali karena sholatnya tidak khusyu' atau karena sebab lainnya.

RasuluLlah s.a.w bersabda :
     "Sesungguhnya ada hamba (manusia) melaksanakan sholat tapi tidak diterima dari sholatnya itu melainkan 1/10, 1/9, 1/8, 1/7, 1/6, 1/5, 1/4, 1/3 atau setengahnya."   (HR. Ahmad 18136)

     Jadi, bagaimana cara kita kelak menjawab pertanyaan Allah s.w.t di hari mahsyar ?
Padahal RasuluLlah s.a.w bersabda :
     "Tidak beranjak kaki anak Adam dari hadapan Allah pada hari qiyamat sehingga ditanya mengenai 5 perkara. mengenai umurnya, untuk apa dihabiskan." (HR. At-Tirmidzi 2340)

Apa kita terus terang saja :
- Ya Allah, umurku habis untuk cari duit atau
- Ya Allah, umurku habis untuk nonton TV atau
- Ya Allah, umurku habis untuk ngerumpi atau
- Ya Allah, umurku habis untuk penyaluran hobi atau
- Ya Allah, maafkan daku, umurku habis untuk bercengkerama dengan anak dan istri.
     Lalu apa jadinya jika Allah s.w.t mengatakan kepada kita :

     " Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini (Hari Mahsyar) ; sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan".   (QS. As-Sajdah / 32:14)
                                                                     
Na'udzu biLlah min dzalik!

Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/bab.4 : 9-11

Selasa, 10 Juli 2012

Renungan Sholat Berjama'ah bag. 03 / Perbandingan 3 Alam

     Sebelum datang ke dunia ini kita pernah hidup di alam rahim selama 9 bulan. Sekarang kita di dunia . kita mungkin saja bisa berumur panjang sampai 70 tahun.

RasuluLlah s.a.w bersabda :
" Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun dan sedikit sekali yang melampaui batas itu."  (HR.At- Tirmidzi 3473)

Meskipun begitu tidak boleh lupa, bisa saja nanti malam ajal menjemput kita.
     Setelah di dunia kita akan masuk alam kubur. Berapa lama di alam kubur? hanya Allah swt yang tahu. Untuk memudahkan perbandingan kita tuliskan saja angka 500 tahun.
     Setelah itu kita dibandingkan dan dikumpulkan di alam mahsyar. Alam mahsyar itu cuma 1 hari tapi lamanya seperti 50.000 tahun. ini berdasarkan firman Allah swt :
     "Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (QS : Al-Ma'arij / 70: 4)

     Kemudian kita masuk ke akhirat yang kekal abadi, isinya hanya surga dan neraka.
    Akhirat yang kekal abadi tidak bisa dibandingkan dengan waktu yang terbatas meskipun lamanya milyaran tahun.
      Jadi cukuplah kita bandingkan umur di dunia dan masa di alam kubur dan lamanya alam mahsyar.
     Ternyata umur didunia ini sangat singkat jika dibandingkan dengan masa-masa di alam-alam berikutnya. saking singkatnya umur yang  70 tahun. itu tak nampak di grafik


     Sungguh merupakan kesalahan fatal bahwa pada umumnya manusia bekerja keras banting tulang untuk mempersiapkan masa depannya di dunia, agar bisa menikmati hari-hari pensiun dengan tenang dan senang.
     Padahal masa pensiun itu paling-paling cuma 1/10 dari usia kita yang sangat singkat itu dan bisa jadi kita sudah dijemput ajal sebelum pensiun. Anehnya untuk alam kubur, alam mahsyar dan akhirat yang kekal abadi, yang datangnya sudah pasti, tidak ada kerja keras, apalagi banting tulang.

Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/ bab.3: 7-8
     

Renungan Sholat Berjama'ah bag.02 / Hakikat nilai sholat subuh

     Tahukah Anda seperti apa nilai sesungguhnya dari iming-iming Allah swt yang dicueki oleh kebanyakkan orang Islam itu?

RasuluLlah saw bersabda :
" Barang siapa sholat 'isya berjamaa'ah dimasjid maka seolah- olah ia sholat separuh malam dan barang siapa sholat subuh bejama'ah (di masjid) maka seolah-olah ia sholat sepanjang malam. (HR.Muslim 1049)

Jelas, bahwa :
Sholat subuh bejama'ah dimasjid = Sholat selama 1 malam
1 malam= 10 jam = 600 menit

Ket :
*) 1 malam sekitar 10 jam, sebab menurut fiqih Islam hitungan malam bemula sejak matahari terbenam (sekitar jam 18:00 ) sehingga terbit fajar shodiq (sekitar jam 04:00)

     Dengan hitungan ini berarti, sholat subuh yang biasanya hanya memerlukan waktu 5 menit itu jika dilaksanakan dengan berjama'ah di masjid oleh Allah swt diberi nilai (pahala) seperti sholat sepanjang malam yaitu sekitar 10 jam atau 600 menit. Ini berarti Allah melipatkan pahalanya 120 kali.

Dalam grafik hitungan itu nampak seperti berikut :


Di rumah = 5
Di masjid = 600



     Begitu jauh beda perolehan pahala antara yang sholat sendirian dan yang sholat berjama'ah di masjid
     Kesimpulannya bahwa nilai pahala sholat Subuh berjama'ah bisa 120 LIPAT dibanding dengan sholat di rumah didasarkan pada asumsinya ; jika lamanya sholat subuh itu 5 MENIT dan jika panjangnya malam 10 JAM atau 600 MENIT, maka 600 MENIT itu adalah 120 lipat dibandingkan 5 MENIT.
     JADI ANGKA-ANGKA ITU JANGAN DIJADIKAN KEPASTIAN! Sebab orang sholat Subuh bisa saja 2 MENIT, 10 MENIT atau LEBIH LAMA. Begitu pula 1 malam bisa kurang dari 10 JAM, bisa juga LEBIH.

     Inti yang ingin disampaikan :
SHOLAT SUBUH BERJAMA'AH DI MASJID ITU PAHALANYA SANGAT BESAR, BISA 120 LIPAT DIBANDINGKAN SHOLAT DI RUMAH, BAHKAN BISA LEBIH BESAR LAGI, kalau mengingat sabda RasuluLlah saw :

 " Dua raka'at fajar (sholat subuh) itu (pahalanya) lebih baik dari dunia seutuhnya. (HR.Ahmad 27040)

     Nah, setelah menyaksikan grafik tadi dan fakta betapa besar nilai Sholat Subuh Berjama'ah, masih adakah orang Islam yang ingin masuk surga tapi tetap tidak peduli dengan sholat berjama'ah di masjid, mencueki iming-iming pahala yang amat besar dari Allah swt?
     Masih adakah orang yang bersikukuh untuk sholat dirumah yang pahalanya kecil, mempertahankan kemalasan pergi ke masjid yang mengindikasikan kemunafikan itu?
     Lebih dari itu setiap muslim dan muslimah hendaknya sadar, bahwa berapapun jumlah pahala itu  masih akan diadu beratnya dengan dosa-dosa kita, jika pahala-pahala kita kalah berat dengan dosa-dosa maka :

"Adapun orang-orang yang ringan timbangannya maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apa neraka hawiyah itu? (Yaitu) apa yang sangat panas."  (QS. Al-Qari'ah/101:6-9)


Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/bab.2 : 3-5

Renungan Sholat Berjama'ah / bag.01

     Sebuah iklan :
"Nikmati produknya raih hadiahnya, mau Haji Plus atau BMW Jangan Ketinggalan segera kunjungi Minimarket terdekat"
     
     Apa jadinya jika pengumuman ini dipasang di koran, majalah atau ditempelkan ditempat-tempat umum? Pastilah minimarket dan supermarket yang memasarkan produk itu dibanjiri pembeli.
     Ya, kita sering menjumpai iming-iming seperti itu di berbagai supermaket, sehingga banyak orang yang membeli meskipun tidak memerlukannya. Mereka tidak sadar, dengan cara itu mereka telah tergelincir ke dalam dosa besar yaitu judi.
     Berikut ini contoh dari iming-iming yang membuat banyak orang tergiur.

     "Tahun 2005 seorang selebritis di Jakarta mengumumkan lewat tv mencari pembantu rumah tangga dan menjanjikan gaji Rp. 10 juta/bulan. Maka belasan ribu peminat mendaftarkan diri, sebagiannya bahkan dari kota-kota jauh seperti :Medan, Makasar, Denpasar dll."

     Sekarang mari kita lihat reaksi sebagian umat Islam jika membaca iming-iming dari Nabi saw. :

     " Barangsiapa sholat is'ya berjama'ah (di masjid) maka seolah-olah ia sholat separuh malam dan barang siapa sholat subuh berjama'ah (di masjid) maka seolah-olah ia sholat sepanjang malam" (Muslim 1049)

Bagaimana reaksi mayoritas umat ini?
     Apa mereka pada ke masjid seperti orang-orang yang tertarik iming-iming gaji Rp.10.000.000 berbondong-bondong ke Jakarta?
     Ternyata tidak, Menyikapi iming-iming Allah swt, mereka sudah kiat tersendiri. Ketika adzan subuh berkumandang disikapi dengan 3T :
1. Tarik Selimut
2. Tutup telinga
3. Tidur terus
     Ini bahkan banyak dilakukan oleh orang-orang yang bertetangga dengan masjid, seandainyalah mereka tahu betapa besar nilai sholat Subuh dan is'ya berjama'ah niscaya mereka datang ke masjid meskipun dengan merangkak.

Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/hal.1-2

Senin, 09 Juli 2012

Orang yang paling berani adalah yang mampu mengendalikan dirinya

     Abu Masud meriwayatkan, Nabi pernah bertanya pada para sahabatnya : "Siapa orang yang kalian anggap berani?" Beberapa sahabat berpendapat : "Seseorang yang menang dalam adu gulat."
     "Bukan itu," Nabi menyalahkannya. "Yang lebih tepat untuk disebut pemberani adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah."


Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Rendah Hati/hal.186

Segala sesuatu yang terjadi adalah melalui Allah

    Ali bin Abi Thalib, khalifah keempat, disarankan oleh para pengikutnya untuk memiliki pengawal. Khalifah berkata, "Takdir manusia adalah pengawal baginya."
    Kemudian Ali menambahkan,"Orang yang tidak mengakui bahwa apapun yang menimpanya adalah takdir dan bahwa apapun yang menyelamatkannya adalah di luar kekuasaannya, berarti belum sungguh-sungguh beriman."

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Percaya pada Allah/hal.209

Selalu bertakwa kepada Allah

     Umar bin Khattab, khalifah kedua Islam, suatu saat menulis surat yang berisi nasihat pada Abu Musa Asy'ari. Umar menulis, "Tetaplah bertakwa pada Allah; dan belajarlah Kitab Allah, karena ia merupakan sumber dari segala ilmu pengetahuan; untuk hati yang letih, hal itu adalah kesegaran di musim semi."

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Percaya pada Allah/hal.207

Ketaatan pada Allah adalah makanan bagi jiwa

     Diriwayatkan Nabi Muhammad pernah berkata, "Ketika aku melalui malam dalam keadaan berjaga, aku mempunyai penopang dan pemberi makan yang menyediakan makanan dan minuman untukku."


Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Percaya pada Allah/hal.206

Sabtu, 07 Juli 2012

Mereka yang menoleransi tuntutan orang-orang yang berhak akan diberkati

     Abu Said meriwayatkan, ada seorang Badui yang datang pada Nabi untuk menagih utang. "Aku akan bikin hidupmu susah jika kau tidak bayar utangmu!" kata orang itu. Para sahabat menegurnya ,"Tak tahu diri, kau!" apa kau tidak sadar kau sedang bicara dengan siapa?" Orang itu menjawab bahwa ia hanya menagih sesuatu yang menjadi haknya.
     Kemudian Nabi berkata pada para sahabat ,"Mengapa kalian tidak berpihak pada si pemberi pinjaman?"
     Nabi lalu mengutus seseorang kepada Khaulah binti Qays untuk memintanya meminjami sejumlah kurma jika ia memilikinya. "Kami akan mengembalikannya padamu jika nanti kami mempunyainya," kata orang tersebut pada Khaulah, yang kemudian meminjamkan sejumlah kurma pada Nabi.
     Nabi menyerahkan kurma itu kepada orang Arab tadi, disertai tambahan sepotong daging.
     "Kau memang orang yang beriman dan jujur," ucap orang itu kepada Nabi."Semoga Tuhan memberkahimu."
     "Orang yang terbaik adalah mereka yang dengan tepat memberikan apa yang menjadi hak orang lain," kata Nabi. "Allah tidak akan memberkahi suatu masyarakat dimana si lemah tidak dapat meminta pada yang kuat apa yang menjadi hak mereka tanpa rasa takut atau kekhawatiran mendapatkan pembalasan."

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Apakah Iman Itu?/hal.57

Menolak teguran adalah menolak kebaikan

     Adi bin Hatim pernah berkata, "Apa yang dibolehkan bagimu hai ini adalah sesuatu yang kami benci di zaman dulu ; dan apa yang kalian benci hari ini akan dibolehkan oleh generasi-generasi berikutnya. Kau akan menapaki jalan yang lurus sepanjang kau tahu apa yang dibenci dan tidak menolak apa yang dibolehkan dan sepanjang ada orang yang berilmu di antara kalian untuk memperingatkan kalian tanpa timbunan caci maki di kepalanya."

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Apakah Iman Itu?/hal.60

Hukum Allah meliputi seluruh manusia

     Tertulis didalam surat Al-Maidah, bahwa barang siapa yang memutuskan perkara bukan berdasarkan apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orag kafir, zalim, dan fasik. Ayat tersebut berkaitan dengan Bani Israil.
     Seseorang berkata kepada Hudzaifah, salah seorang sahabat Nabi, bahwa karena ayat-ayat tersebut diwahyukan untuk Bani Israil, maka tidak dapat diterapkan pada kaum muslimin, dan bahwa kaum yahudilah yang dicap kafir , zalim, dan fasik apabila memutuskan perkara tidak menurut hukum Allah.
     "Apa kelebihanmu dibandingkan saudara-saudaramu Bani Israil, sehingga mereka harus menerima segenap kepahitan, sedangkan kau menikmati manisnya hidup?" jawab Hudzaifah. "Bukan begitu (nalarnya). Allah Maha Tahu, dan kau harus mengikuti jejak langkah mereka."

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Ibadah/hal.91

Orang yang akan diselamatkan dari hukuman pada hari pembalasan

     "Pada Hari Kebangkitan," demikian Nabi pernah bersabda,
     "Allah akan menyelamatkan orang yang menghindarkan saudaranya dari kehinaan di dunia , dari api neraka."

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Ikhlas/hal.115-116

Menempatkan diri pada posisi orang lain dan berhentilah mencurigai orang

     Suatu saat Istri Nabi, Aisyah pernah difitnah melakukan perbuatan tidak senonoh. Ketika desas-desus itu sedang hangat-hangatnya, Istri Abu Ayub Anshari mengatakan pada suaminya apa yang dikatakan orang-orang tentang Aisyah. Abu Ayub sama sekali tak ingin mempercayainya, dan menandaskan bahwa orang-orang yang mengatakan hal itu adalah pembohong.
     "Apakah kau pernah membayangkan dirinya melakukan hal itu?" tanya Abu Ayub pada istrinya.
     "Tentu saja tidak," jawab sang istri.
     "Nah, Aisyah itu jauh lebih murni dan suci dibandingkan dirimu. Mengapa perbuatan-perbuatan seperti itu dihubungkan dengan dirinya?"

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Ikhlas/hal.112-113

Nafsu kemashuran adalah bahaya terburuk bagi manusia

     Menjelang kematiannya, Shaddad bin Aus berkata pada orang-orang yang mengelilinginya : "Yang paling kutakutkan dari masyarakat ini adalah lagak-lagu dan menyimpang hasrat-hasrat tersembunyi."
     Apakah makna hasrat tersembunyi itu? Sufyan Tsauri menjelaskannya : "Hasrat tersembunyi adalah kegemaran memuji-muji perbuatan baik orang lain."
     Ketika Nabi ditanyakan tentang hal ini, beliau menjawab bahwa "hasrat tersembunyi" itu memang ada. Sebagai contoh, ada orang yang mencari ilmu dengan tujuan agar orang-orang akan datang, kemudian duduk lebih rendah darinya ; keadaan ini membuatnya gembira.

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Ikhlas/hal.110

Hasil Kejujuran

     Diriwayatkan oleh Al-Hasan, suatu saat seseorang berkata kepada Utsman :" Engkau adalah orang kaya yang sangat dermawan. Engkau dapat bersedekah, pergi haji dan membelanjakan harta di jalan Allah."
     "Apakah kalian iri?" tanya Utsman.
     " Tentu saja," jawab orang itu.
     "Demi Allah," ujar Utsman, "satu dirham yang disedekahkan dari hasil usaha yang jujur lebih bernilai daripada sepuluh ribu dirham yang dikeluarkan dari kekayaan yang melimpah.

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Ibadah/hal. 104-105
    

Hidup dengan takut pada hari pengadilan

     Abu bakar yang melihat seekor burung hinggap dipohon berkata," O",burung, alangkah beruntungnya engkau. Seandainya aku dapat menjadi sepertimu - hinggap dipohon, makan buahnya, kemudian terbang lagi. Tidak ada Hari Pembalasan dan Kiamat yang menunggumu. Demi Allah, aku lebih suka menjadi sebatang pohon di pinggir jalan, kemudian datang seekor unta dan memakannya, mengunyahnya dan menelannya, kemudian mengeluarkanku menjadi kotoran.

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Ibadah/Hal.102-103

Sikap seseorang yang dekat pemimpin

     Abdullah bin Abbas menceritakan bahwa pada suatu saat ayahnya berkata kepadanya," Anakku, aku lihat Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab mengundangmu dalam setiap rapatnya dan menjadikanmu orang kepercayaannya. Ia juga meminta nasihat kepadamu seperti yang ia lakukan kepada para sahabatnya. Aku ingin memberimu tiga nasihat yang sangat berguna : pertama, takutlah kepada Allah , jangan sampai Umar berkata bahwa engkau berbohong padanya ; kedua, jagalah rahasia-rahasianya, dan ketiga, jangan menceritakan penderitaan siapapun di hadapannya".
     Amir berkomentar, nasihat tersebut lebih baik dari ribuan nasihat lainnya."Lebih baik dari puluhan ribu," lajut Abbas.

Buku Kecil Kearifan Islam/ Seri Satu/Maulanna Wahiduddin Khan/Orang-Orang yang Beriman/hal 9-10

Saat Penjaga Arasy Lupa Dengan Bacaan Tasbih dan Tahmidnya

Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW sedang tawaf di Ka'bah, Baginda mendengar seseorang dihadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berhenti di satu sudut Ka'bah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya.
Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, karena aku ini orang badui? Kalaulah bukan karena ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badui itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badui itu.
Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”
Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya lalu berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW
.
Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua kaki Rasulullah SAW.
Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badui itu seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takabur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”

Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, lalu berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar.”
Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, “Demi keagungan serta kemuliaan Allah, jika Allah akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya.”

Orang Arab badui berkata lagi, “Jika Allah akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa dermawanNya.”
Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu sehingga air mata meleleh membasahi janggutnya.
Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Berhentilah engkau daripada menangis, sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua kesalahannya dan akan menjadi temanmu di syurga nanti.”
Betapa sukanya orang Arab badui itu, apabila mendengar berita itu dan menangis karena tidak berdaya menahan rasa terharu.

Syarat-syarat pemimpin

     Berkaitan dengan hubungan dekatnya dengan Khalifah Umar, Abdullah bin Abbas mengatakan ia melayani beliau lebih dari pada anggota rumah tangganya sendiri, hingga beliau dahulu mendudukkannya di sampingnya dan menunjukkan penghormatan yang besar.

     Ia menceritakan bahwa pada suatu saat, ketika ia berdua bersama Khalifah di rumahnya, tiba-tiba beliau menghela nafas panjang seolah-olah nyawanya akan lepas. Abdullah bertanya, "Apakah Anda sedang sangat prihatin, hingga menghela napas panjang begitu?".

     " Ya, memang," ujar Khalifah Umar , seraya meminta Abdullah mendekat. Ia mengkhawatirkan ketiadaan orang yang mampu menjalankan kekhalifahan ini. Abdullah bin Abbas kemudian menyebutkan enam nama, kalau-kalau beliau belum mengetahui kemampuannya.

     Umar memberikan komentarnya satu per satu mengenai orang-orang terebut, kemudian berkata, " Yang mampu memangku kekhalifahan ini adalah orang yang tegas tapi tidak sewenang-wenang, lembut tapi tidak lemah, murah hati tapi tidak boros, hemat tapi tidak kikir. Hanya orang seperti itulah yang mampu".

     Menurut Abdullah bin Abbas , hanya Umar sendirilah yang memenuhi  syarat-syarat tersebut.

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/ Maulana Wahiduddin Khan/ Orang-Orang yang Beriman/hal.8-9

Jumat, 06 Juli 2012

Penelitian Ilmiah Pengaruh Bacaan Al Quran Pada Syaraf, Otak Dan Organ Tubuh Lainnya, .. Menakjubkan! …

“Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an”.

           Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.

          Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

          Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

          Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.

          Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.

          Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

          Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Maha benar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).