Jumat, 26 April 2013

Bertopang



·         Anas bin Malik r.a. meriwayatkan,
“Suatu hari, Nabi saw.menderita sakit, kemudian beliau keluar rumah dengan bertopang kepada Usamah bin Zaid. Saat itu, beliau mengenakan pakaian dari daerah Qithr yang melekat pada kedua pundak beliau, kemudian beliau melaksanakan shalat jamaah bersama para sahabat.”

(HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban)

·         Fadhl bin Abbas r.a. meriwayatkan,
“Saya mengunjungi Rasulullah saw.ketika beliau sakit menjelang wafat beliau. Kepala beliau diikat dengan pembalut kuning. Maka, saya mengucapkan salam kepada beliau, kemudian memanggil, ‘Wahai Fadhl!’ Saya menjawab, ‘Saya memenuhi panggilan engkau, wahai Rasulullah.’ Beliau menjawab, ‘Kencangkanlah pembalut kepalaku ini!’ Saya pun melaksanakan permintaan beliau, kemudian beliau duduk dan meletakkan tangan beliau di atas pundakku {bertopang). Setelah itu, 
beliau berdiri lalu masuk ke dalam masjid.’”

(HR. Tirmidzi, Abu Ya’la, dan Thabrani)


Asy-Syamail al-Muhammadiyyah/Imam Tirmidzi/Bertopang

Cara Rasulullah Bersandar



·         Jabir bin Samurah r.a. meriwayatkan,
“Aku melihat Rasulullah saw. Bersandar ke bantal disisi kiri tubuh beliau.”

(HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Abu Dawud)


·         Nafi’ bin al-Harits r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
“Maukah kalian jika aku menjelaskan tentang dosa-dosa paling besar?’ Mereka menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah!’ Beliau bersabda, ‘(Dosa-dosa paling besar itu adalah) menyekutukan Allah swt., Dan durhaka kepada kedua orang tua. ‘Setelah itu, beliau duduk dan berkata lagi, ‘Juga kesaksian palsu – atau perkataan dusta.’ Rasulullah saw., terus mengucapkannya hingga kami berharap, ‘Semoga beliau diam.’”

(HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Baihaqi)


·         Abu Juhaifah r.a. meriwayatkan,
“Rasulullah saw., bersabda, ‘Aku tidak akan makan sambil bersandar.’”

(HR.Tirmidzi, Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan Baihaqi)


·         Abu Jahifah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Aku tidak makan sambil bersandar. Aku tidak makan sambil bersandar.”

(HR. Tirmidzi, Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi)


·         Jabir Bin Samurah r.a.,
“Aku melihat Rasulullah saw. bersandar ke bantal.”

(HR. Tirmidzi)


Asy-Syamail al-Muhammadiyyah/Imam Tirmidzi/Cara Rasulullah Bersandar

Cara Rasulullah Duduk



·         Qailah binti Makhramah r.a. meriwayatkan,
“Qailah melihat Rasulullah saw., di dalam masjid; beliau sedang duduk dengan lutut diangkat menempel perut. Qailah berkata,’Ketika saya melihat Rasul duduk dengan sangat khusyuk, saya gemetar karena khawatir.’” 

(HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Bukhari)

·         Abdullah bin Zaid r.a. meriwayatkan,
“Ia (Abdullah) melihat Rasulullah saw., tidur terlentang di dalam masjid dan meletakkan salah satu kaki beliau di atas kaki yang lain.”

(HR. Tirmidzi, Bukhari dan Muslim)

·         Abu Sa’id al-Khudri r.a., meriwayatkan,
“Di dalam masjid, Rasulullah saw., duduk memeluk lutut dengan punggung kakinya diikat baju.”

(HR.Tirmidzi, Baihaqi, dan Ibnu Adi)


Asy-Syamail al-Muhammadiyyah/Imam Tirmidzi/Cara Rasulullah Duduk

Minggu, 14 April 2013

Seseorang harus berkorban untuk memperoleh sesuatu

"Kaab bin Ujrah bercerita, sesuatu hari ia mendatangi Nabi dan melihat tanda-tanda ketegangan di wajah Nabi. Ia bertanya apakah yang sedang mengganggu Rasulullah. Beliau menjawab bahwa sudah tiga hari perutnya tidak terisi apapun.

   Kaab kemudian pergi dan mendapatkan pekerjaan dari seorang Yahudi. Ia harus memberi minum unta milik orang Yahudi tersebut dan mendapat upah sebutir kurma untuk tiap ember yang ia berikan. Ketika Kaab telah mendapatkan sejumlah kurma, ia datang kembali pada Nabi.

   Nabi bertanya, dari mana ia mendapatkan semua itu. Kaab menjelaskan tentang pekerjaannya.
   "Kaab, katakan padaku, apakah kau mencintaiku?" tanya Nabi. Kaab menjawab bahwa demi Nabi, ia akan mengorbankan kedua orangtuanya yang ia cintai.

   "Apakah kau tahu takdir bagi orang yang mencintai Allah dan RasulNya?" Nabi bertanya lagi. "Kemiskinan, hal yang akan mendekatkannya (pada Allah dan Rasul-Nya)l ebih cepat dari banjir yang turun dari bukit."


Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Takwa/Seseorang harus berkorban untuk memperoleh sesuatu/hal.172-173

Dua mata yang akan selamat dari api neraka

"Ada dua mata yang tidak akan disentuh api neraka," ujar Nabi Muhammad. "Pertama adalah mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan yang kedua adalah mata yang menghabiskan malamnya untuk tetap berjaga di jalan Allah."


Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Takwa/Dua mata yang akan selamat dari api neraka/hal. 172