Rabu, 21 November 2012

HADITS KEEMPATBELAS - Jiwa Seorang Muslim Terpelihara

Dari Ibnu Mas'ud r.a., dia berkata :
"Rasulullah saw., bersabda : 'Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa saya (Rasulullah saw.) adalah utusan Allah kecuali dengan tiga sebab : Orang tua yang berzina, membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamanya berpisah dari jamaahnya.'"

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadits Arba'in/Imam Nawawi/Hadits Keempat belas - Jiwa Seorang Muslim Terpelihara/hal. 26

HADITS KETIGABELAS - Ukhuwah Islamiyah (Cinta)

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik r.a, pembantu Rasulullah saw., dari Rasulullah saw., beliau bersabda :
"Tidak beriman salah seorang diantara kamu sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri."

(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Hadits Arba'in/Imam Nawawi/Hadits Ketigabelas - Ukhuwah Islamiyah (Cinta)/hal. 25

HADITS KEDUABELAS - Memilih yang Diyakini dan Meninggalkan yang meragukan

Dari Abu Muhammad Al-Hasan Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah saw., dan kesayangannya dia berkata :
"Saya menghafal dari Rasulullah saw., (sabdanya) : 'Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.'"

(HR.Tirmidzi dan dia berkata : Haditsnya hasan shahih)

Hadits Arba'in/Imam Nawawi/Hadits Keduabelas-Memilih yang Diyakini dan Meninggalkan yang Meragukan.

Kamis, 08 November 2012

Renungan Sholat Berjama'ah / BAB.15 / PAHALA MENGAJAK BERBUAT BAIK

Mengajak orang berbuat baik adalah amalan yang berpahala sangat besar, misalnya :

 

     Sungguh Allah Maha Pemurah, Anda bahkan tidak hanya dapat pahala sebanyak itu, Anda juga dapat tambahan pahala sebanyak yang ia dapat ketika melangkahkan kaki pergi ke masjid dan pulang ke rumah.
     Tidak cuma itu, jika Anda menyadarkan 10 apalagi 100 orang, maka semua pahala-pahala diatas akan dikalikan 10 atau 100.

Begitulah Nabi saw., menjelaskan dalam sabdanya :

"Barangsiapa menunjukkan pada kebaikan maka ia memperoleh pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang yang mengamalkannya."
(HR. Muslim 3509)

     Pahala sebanyak itu masih terus bertambah. Sebab orang yang telah Anda sadarkan dan mau melakukan amal kebaikan pastilah akan berusaha mengajak orang-orang disekitarnya untuk melakukan amal kebaikan yang sama.
     Dia juga ingin mendapatkan banyak pahala dengan mengajak orang berbuat baik, oleh karena itu ia akan mengajak keluarganya, tetangganya, teman dan kenalannya untuk melakukan kebaikan yang sama agar mereka semua kelak masuk surga.
     Maka Allah memberi lagi pahala untuk Anda sebesar pahala-pahala semua orang yang berhasil dia sadarkan. Ini terus berantai sampai hari qiyamat. 

RasuluLlah saw., bersabda :
"Barang siapa ,mentradisikan didalam Islam suatu tradisi yang baik maka ia memperoleh pahalanya dan pahala semua orang yang ikut mengamalkan sesudahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka."
(HR. Muslim 1691)

     Pernahkah Anda dengar bisnis MLM?
Disana setiap member biasanya diberi royalty oleh perusahaan 5% dari nilai belanja downline (member dibawahnya) sampai 3 level..

     Bagaimana royalty pahala dari Allah?
Allah tidak memberi batasan 5% melainkan memberi royalty pahala penuh 100%.

     Allah tidak membatasi level sampai 3 tingkat, melainkan terus bersambung sampai level manapun meski sampai manusia terakhir menjelang qiyamat, Allahu Akbar!


RasuluLlah s.a.w., bersabda :
       “Barangsiapa di dalam Islam mentradisikan suatu yang baik maka ia mendapat pahalanya dan pahala (senilai pahala) setiap orang yang mengamalkan sesudahnya sampai hari qiyamat tanpa dikurangi dari pahala-pahala mereka sedikitpun.”   
(HR. At-Thabrani 2322)

       Begitu istimewanya nilai amalan ‘Mengajak Berbuat Baik’ atau yang dikenal juga dengan istilah dakwah/ ta’lim/ tabligh/ Amar Ma’ruf dsb. Oleh karena itu Allah S.W.T., berfirman :
        “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru ke (jalan) Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang Islam?”   (Fushilat/ 41:33)

       Didalam Ilmu Tafsir pertanyaan seperti di ayat itu (Siapakah yang lebih baik perkataannya) disebut Istifham inkari yaitu pertanyaan yang bermakna pengingkaran. Maksud kalimat itu bukan pertanyaan untuk dijawab melainkan berita yag bermakna inkar (kebalikan), maka artinya : Tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada..
Atau lebih lengkapnya : Tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru ke (jalan) Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang Islam?”
        Karenanya menyeru (mengajak) ke (jalan) Allah adalah merupakan perkataan yang nilainya paling tinggi tanpa tandingan.
     Berdakwah adalah sifat Nabi s.a.w., dan orang-orang yang mau diakui sebagai pengikutnya. Allah S.W.T., berfirman :

     “Katakanlah : ‘Inilah  jalan (agama) ku, dan aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak orang kepada Allah dan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik’”.   (Yusuf/12:108)

        Anda ingin dapat pahala yang sangat banyak?
     Mari kita sadarkan umat ini agar mau aktif berjama’ah ke masjid, agar mereka dapat pengakuan dari Allah S.W.T., sebagai orang yang beriman,
        Mari kita sosialisasikan budaya memakmurkan masjid sampai benar-benar mendominasi kehidupan bangsa Indonesia yang mayoritasnya muslim ini, agar bangsa ini diakui Allah sebagai bangsa yang beriman bertaqwa, sehingga Allah berkenan menghentikan deraan azab-Nya dan menggantikannya dengan curahan rahmat dan berkah, lalu di Akhirat memasukkan kita semua ke dalam surga-Nya.


Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/Bab.15/Pahala Mengajak Berbuat Baik/hal.58-62

Kecintaan pada dunia menghalangi jalan menuju keabadian

     Nabi pernah berkata pada para sahabatnya, "Akan tiba saat ketika kau akan sama tak berartinya seperti reruntuhan kapal yang terbawa arus."
     Para sahabatnya bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Nabi menjawab bahwa sesuatu yang bernama wahan akan tunbuh dalam diri mereka, dan ketika mereka bertanya apakah artinya wahan itu, beliau menjelaskan bahwa itu adalah "mencintai keduniaan dan takut pada kematian."

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Ikhlas/hal.117-118

Kematian merupakan kebangkitan sejati

"Manusia itu tidur," ucap Nabi, "Ketika mati, mereka dibangunkan."


Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Ikhlas/hal. 117

Rabu, 07 November 2012

HADITS KESEBELAS - Menyibukkan Diri dengan Sesuatu yang Bermanfaat

Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :
"Rasulullah s.a.w., bersabda : 'Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.'"

(Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)

Hadits Arba'in/Imam Nawawi/Hadits Kesebelas - Menyibukkan Diri dengan Sesuatu yang Bermanfaat/hal. 24-25

Selasa, 06 November 2012

HADITS KESEPULUH - Baik dan Halal adalah Syarat Diterimanya Doa

Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata : Rasulullah saw., bersabda :
"Sesungguhnya Allah ta'ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para Rasul-Nya dengan firmannya : 'Wahai para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah.' Dan Dia berfirman : 'Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian.' Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : 'Ya Rabbku, Ya Rabbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan'."

(HR. Muslim)

Hadits Arba'in/Imam Nawawi/Hadits Kesepuluh - Baik dan Halal adalah Syarat Diterimanya Doa/hal. 21-23

Senin, 05 November 2012

Cara Rasulullah Mengenakan Cincin


·         Ali bin Abi Thalib meriwayatkan,
“Rasulullah saw., mengenakan cincin di jari tangan kanan beliau.”
(HR.Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Hibban)

·    Hammad bin Salamah pernah melihat Abu Rafi’ mengenakan cincin di tangan kanannya. Lalu Abu Rafi’ menanyakan hal itu kepada Hammad. Hammad menjawab, “Saya pernah melihat Abdullah bin Ja’far mengenakan cincin di tangan kanannya. Lalu ia (Abdullah bin Ja’far) berkata,
“Rasulullah saw., mengenakan cincin di jari tangan kanan beliau.”
(HR. Tirmidzi, Nasa’i, Ahmad, dan Abu Syaikh)

·         Abdullah bin Ja’far meriwayatkan,
“Nabi saw., mengenakan cincin di jari tangan kanan beliau.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Abu Syaikh)

·         Jabir bin Abdullah meriwayatkan,
“Nabi saw., mengenakan cincin di jari tangan kanan beliau.”
(HR. Tirmidzi, dan Abu Syaikh)

·         Shalt bin Abdullah pernah melihat Ibnu Abbas mengenakan cincin di jari tangan kanannya. Lalu Ibnu Abbas berkata,
“Rasulullah saw., mengenakan cincin di jari tangan kanan beliau.”
(HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Abu Syaikh)

·         Ibnu Umar meriwayatkan,
“Rasulullah saw., membuat cincin dari perak. Ketika beliau mengenakannya, beliau selalu menghadapkan mata cincin itu ke telapak tangannya. Cincin itu bertuliskan : ‘muhammadurasulullahi’. Beliau tidak mengizinkan seorang pun menambahkan tulisan cincin tersebut. Cincin itulah yang jatuh ke Sumur Aris.”
(HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

·         Muhammad bin Ali bin Husain meriwayatkan,
“Hasan dan Husain mengenakan cincin di jari tangan kiri mereka.”
(HR. Tirmidzi dan Abu Syaikh)

·         Anas bin Malik meriwayatkan,
“Rasulullah saw., mengenakan cincin di jari tangan kanan beliau.”
(HR. Tirmidzi, Nasa’i, dan Abu Syaikh)

·         Ibnu Umar meriwayatkan,
“Rasulullah saw., membuat cincin dari emas dan mengenakannya di jari tangan kanan beliau. Para sahabat pun ikut mengenakan cincin dari emas. Maka Rasulullah saw., melepaskan cincin itu lalu berkata, ‘Aku tidak akan mengenakan (cincin dari emas) lagi selama-lamanya.’ Para sahabat pun turut melepaskan cincin-cincin mereka.”
(HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)


Asy-Syamail al-Muhammadiyyah/Imam Tirmidzi/Cara Rasulullah Mengenakan Cincin/13:97-102

Kamis, 01 November 2012

Nabi tidak mengizinkan orang mencium tangannya

     Abu Hurairah mengisahkan suatu peristiwa ketika Nabi membeli beberapa pakaian dari seorang pemilik toko, dan ketika akan bangkit, pemilik toko itu ingin mencium tangan beliau.
     Nabi menarik tangannya dan berkata, "Itu adalah cara orang Persia memperlakukan raja-rajanya. Aku bukan raja. Aku sama saja dengan kalian."


Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Rendah Hati/hal.195-196

Merendahkan hati adalah meninggikan derajat

     Abu Hurairah meriwayatkan Nabi berkata, "Tidak ada harta benda yang terlalu rendah untuk diberikan sebagai sedekah ; Allah sangat menghormati orang yang memaafkan, dan meninggikan derajat orang yang rendah hati."

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Rendah Hati/hal.195

Hindari pekerjaan yang tujuan utamanya adalah pamer

     Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan sedang dalam perjalanan untuk memenuhi undangan sebuah acara perjamuan. Umar berkata pada Utsman, "Kita telah menerima undangan ini, tapi aku tidak ingin pergi."
      "Mengapa begitu?" tanya Utsman.
   "Aku tahu semua ini hanya untuk pamer," kata Umar --- yang dimaksud adalah undangan yang disampaikan kepada mereka.

Buku Kecil Kearifan Islam/Seri Satu/Maulana Wahiduddin Khan/Rendah Hati/hal.194