Jumat, 15 Maret 2013

Sarung Rasulullah


·         Abu Burdah meriwayatkan,
“’Aisyah r.a. menunjukkan sehelai pakaian yang kasar dan sebuah sarung yang tebal kepada kami, kemudian ia berkata, ‘Rasulullah saw. wafat ketika mengenakan dua pakaian ini.’”
(HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah, dan Abu Syaikh)

·         Al-Asy’ats bin Salim meriwayatkan dari bibinya, dari pamannya, dia berkata,
“Ketika saya berjalan di kota Madinah, ada seseorang yang menegurku dari belakang, ‘Angkatlah sarungmu! Sungguh, hal itu akan membuat sarungmu lebih bersih dan lebih awet.’ Ternyata, orang itu adalah Rasulullah saw. Maka, aku berkata, “Wahai Rasulullah, sarungku hanyalah sehelai kain yang putih bercampur hitam.’ Kemudian beliau berkata. ‘Tidakkah engkau meneladani diriku?’ Saya perhatikan beliau. Ternyata, ujung sarung beliau hingga setengah betis beliau.”
(HR. Tirmidzi dam Ahmad)

·         Salamah bin al-Akwa’ meriwayatkan,
“Utsman bin Affan biasa mengangkat sarungnya hingga setengah betisnya. Ia berkata, ‘Seperti inilah sahabat karibku – yaitu Rasulullah saw. – mengenakan sarung.’”
(HR. Tirmidzi dan Abu Syaikh)

·         Hudzaifah bin al-Yaman meriwayatkan,
“Rasulullah saw. memegang urat betisku, atau betis beliau, lalu berkata, ‘Inilah batas engkau mengenakan sarungmu. Jika engkau enggan (mengenakan sarung sebatas betis), maka janganlah sarung itu sampai menutupi kedua mata kakimu!’”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i, dan Ahmad)


Asy-Syamail al-Muhammadiyyah/Imam Tirmidzi/Sarung Rasulullah/hal. 123-128