Selasa, 14 Agustus 2012

Renungan Sholat Berjama'ah/ Bag. 9 / Menyikapi Iming-Iming Allah

     Jika di kota Anda ada supermarket gulung tikar lalu membuat spanduk-spanduk pengumuman untuk mengobral dagangannya dan mendiskon 70%, tapi Anda ternyata tidak tertarik pada pengumuman itu, bahkan Anda belanja di supermarket lain yang harganya normal, maka jangan disalahkan jika orang mempertanyakan kewarasan akan Anda.

Sekarang bagaimana dengan iming-iming Allah ?
     Begini, jika Anda baca iklan  diskon 70 % tadi lalu Anda tertarik dan pergi belanja ke supermarket itu, berarti Anda percaya pada iklan supermarket itu ?
     Nah, sekarang Anda membaca iklan dari Allah, di dalam Al-Qur'an atau hadis shahih, mengenai tawaran ganda jika Anda sholat berjama'ah di masjid, lalu Anda cuek saja dan memilih sholat di rumah, maka berarti Anda :
1. Lebih percaya kepada janji supermarket daripada janji Allah atau
2. Anda memang sama sekali tidak percaya pada janji Allah atau
3. Anda tidak tertarik pada pahala Allah untuk kehidupan akhirat dan hanya tertarik pada rupiah dan harta/ kesenangan duniawi atau
4. Anda memang tidak peduli pada hari pertemuan dengan Allah, ketika Anda dihisab nanti.

    Empat sifat diatas adalah sifat-sifat yang amat negatif. Maka jangan heran jika orang yang malas pergi kemasjid untuk sholat isya dan subuh itu diindikasikan sebagai orang munafiq.

Hati-hati terhadap tipuan-tipuan syetan!
     Ketahuilah bahwa salah satu kerjaan syetan adalah membuat orang tidak tertarik pada kebaikan yang diajarkan Allah dan dicontohkan oleh Rasul-Nya, Muhammad s.a.w

Diantara tipuan-tipuan syetan adalah :
a.) Anda dibisiki, bahwa dalam beramal itu yang penting cari ridlo Allah saja, jangan mengharapkan pahala atau lainnya. Kalimat ini terkesan sangat indah. Sehingga ketika orang bertanya : Mengapa Anda tidak sholat berjama'ah di masjid, padahal Allah menyediakan pahala yang sangat banyak, dan Anda lebih suka sholat di rumah, padahal pahalanya sangat sedikit?
Maka dengan mantapnya Anda menjawab : Bagi saya tidak penting besar kecilnya pahala, yang penting saya dalam beramal hanya karena ridlo, bukan karena cari pahala.
Anda telah memberikan kesan pada orang, bahwa Anda sangat ikhlas, hanya cari ridlo saja, sedangkan orang lain tidak ikhlas karena dalam beramal mengharap pahala.

b.) Lebih jauh lagi syetan mengajarkan, jika Anda dalam beramal mengharapkan pahala ataupun mengharap surga, berarti Anda telah berbuat syirik (menjadi musyrik), karena tujuan Anda bercabang, yaitu : (1) Cari ridlo Allah, (2) Cari pahala / surga. Padahal tujuan amal itu seharusnya satu saja, yaitu : cari ridlo Allah.
SubhanaLlah, semakin jauh syetan menyesatkan manusia.


       Dengan tipuan yang pertama itu ia berhasil menciptakan sekelompok muslim yang semakin malas ke masjid, sebab kemalasannya mendapatkan pembenaran. Maka dengan lantangnya mereka mengatakan : Mau di rumah kek, mau di masjid yang penting sholat, tidak perlu mikirin pahala!

Apa yang diinginkan syetan ?
     Dengan tipuan pertamanya itu syetan ingin agar perolehan pahala Anda sedikit sekali, pas-pasan, sehingga ketika ditimbang di hari hisab nanti kalah berat dengan dosa, lalu Anda masuk neraka. Oleh karena itu Allah mengingatkan :
   “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka jadilah ia musuhmu, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS.Fathir/ 35: 6)

       Dengan tipuan yang kedua, syetan ingin Anda terjerumus lebih dalam ke jurang neraka. Sebab jika Anda mengikuti ajarannya, maka secara automatis saudara-saudara Anda, orang-orang Islam yang mengharapkan pahala/syurga, mustahil syetan menyesatkan Anda lebih jauh lagi untuk menganggap Nabi Muhammad s.a.w juga musyrik. Sebab beliau telah mengajarkan agar kita selain mengharap ridlo Allah juga mengharap surgaNya. Akhirnya Allah juga disalahkan, karena ia memotivasi hambaNya untuk mencari surga. SubhanaLlah, Maha Suci Allah dari kebodohan mereka!

         Oleh karena itu jangan Anda menjadi burung Beo, hanya mengikut omongan orang, tanpa meneliti kebenarannya, meskipun yang bicara adalah Ustadz/Kyai yang punya banyak pengikut.
        Jangan menilai kebenaran karena orang itu banyak pengikut, kalau banyak pengikut adalah standar kebenaran maka ketahuilah bahwa yang paling banyak pengikutnya adalah iblis. Bahkan Nabi ‘Isa a.s selama menjalankan tugasnya sebagai nabi hanya 12 orang pengikut.
         Ingat, jika guru Anda salah dan menyebabkan Anda serta pengikut-pengikut lainnya salah, ia tidak akan bisa menanggung mereka supaya selamat dari hukuman neraka. Dosanya memang lebih besar karena mengajarkan sesuatu yang menyalahi ajaran Allah dan RasulNya, tapi tetap saja, Anda tidak bisa bebas dari resiko kesalahan itu, sebab Allah telah berfirman :
           “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya." (QS. Al-Isra/17 : 36)

          Artinya : di akhirat orang tidak bisa mengambing-hitamkan guru / pemimpinnya untuk membebaskan diri dari hukuman Allah.
        Ayat itu seolah-olah menyatakan : Bagaimana kamu bisa salah dalam mengikuti, bukankah kamu sudah diberi pendengaran, penglihatan, dan hati, mengapa tidak kamu gunakan?
          Ketahuilah, bahwa boleh itu yang dibolehkan oleh Allah/ RasulNya, wajib itu yang diwajibkan oleh Allah/ RasulNya. dan haram itu yang diharamkan oleh Allah/ RasulNya.
Kita sama sekali tidak berhak mengharamkan sesuatu yang dibolehkan oleh Allah/ RasulNya, begitu pula menyalahi ketetapan-ketetapan Allah/ RasulNya dalam perkara apapun.
         Sekarang fahamilah, bahwa orang yang beriman itu boleh saja punya niat ganda selama hal itu tidak bertentangan dengan ajaran Allah/ RasulNya, apalagi jika memang Allah dan RasulNya telah mengajarkan hal seperti itu.
          Pernahkah Anda membaca do’a seperti ini ketika sholat tarawih :

“ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA RIDHOKA WAL JANNAH.”

Ya pasti, Anda pernah membacanya, begitu pula ustadz-ustadz yang ajarannya nyeleneh/sembarangan/menyimpang itu. Sebab di kebanyakan masjid-masjid Indonesia ketika tarawih doa itu selalu dibaca rame-rame.
           Arti doa itu “ Ya Allah aku memohon ridho-Mu dan surga(Mu).
               
Jadi, boleh saja kita mencari ridlo Allah, sambil mengharap surgaNya ataupun anugerahNya yang didunia atau di akhirat. Di dunia yaitu tambahan rizqi atau kesenangan-kesenangan lain yang halal, sedangkan anugerah di akhirat adalah pahala yang besar/ surga dan berbagai nikmatNya serta pembebasan diri dari siksa neraka.
          Anda masih ragu bahwa niat ganda seperti itu dibolehkan ? Bacalah ayat-ayat ini :
1.       Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia.. ruku’ dan sujud sujud mencari (1) Karunia Allah dan (2) keridhaanNya. (Al-Fath / 48 :29)
2.       Dan bersegeralah kamu kepada (1) ampunan dari Tuhanmu dan (2) surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Ali-Imran / 3:133)
3.       Dan (1) carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan (2) janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni’matan) duniawi... (Al-Qashash / 28:77)

RasuluLlah s.a.w bahkan memotivasi umatnya untuk berkeinginan dan berjuang mendapatkan surga tertinggi, yaitu FIRDAUS :
 “Jika kamu meminta kepada Allah, mintalah surga Firdaus, sebab ia itu adalah surga bagian tengah dan atas, aku melihat di atasnya adalah ArsyNya Ar-Rahman, dan dari sana mengalir sungau-sungai surga..” (HR. Al-Bukhari 2790)

Aneh bukan? Bagaimana ada orang Islam yang berani mengajarkan suatu ajaran yang bertentangan dengan ajaran Allah dan RasulNya!
Orang Islam juga boleh berhaji dengan niat ganda, yaitu : (1) Mencari ridlo Allah dan (2) mencari rizki. Ini tidak menyebabkan hajinya tidak sah, Mengapa boleh ?
Sebab Allah telah berfirman :

            “ Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rizki) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkanNya kepadamu” (QS. Al-Baqarah / 2 : 198)
         Jadi apanya yang salah dari niat ganda itu? Yang salah tidak ada, yang salah adalah kebodohan mereka dan kegemaran mereka mengarang aturan sendiri.
         NIAT GANDA yang dibenarkan itu bisa disimpulkan : SELAMA NIAT GANDA ITU SEMUA DIARAHKAN KEPADA ALLAH, TIDAK ADA MASALAH.
Misalnya :
1.       Orang berhaji mencari RIDLO ALLAH, sambil mencari RIZQI DARI ALLAH
2.        Orang berdoa memohon RIDLO ALLAH, sambil mengharap SURGA ALLAH
3.       Orang sholat di masjid mencari RIDLO ALLAH sambil mencari PAHALA BESAR DARI ALLAH.

Yang tidak boleh adalah niat ganda yang ditujukan kepada Allah dan selain Allah.
Misalnya :
1.       Orang sholat karena Allah dan karena mertua.
2.       Orang mencari ridlo Allah sambil mencari pujian orang.

Disini jelas sekali, yang dituju adalah Allah dan selain Allah, yang seperti ini adalah syirik.
Nah, sekali lagi jangan Anda tertipu oleh ajaran-ajaran salah, ajaran karangan manusia, yang tidak ada landasannya di Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang justru menyebabkan kemalasan Anda untuk berjama’ah di masjid. Hal ini akan menyebabkan Anda kelak benar-benar merugi karena kurangnya bekal (pahala) untuk Alam Kubur, Alam Mahsyar dan Akhirat yang abadi.
Jangan samoai ketika Malaikat maut sudah di depan mata baru Anda sadar, menyesal, karena tabungan akhirat Anda terlalu sedikit.
Jangan samoai mengalami nasib seperti ini :

“Sehingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata : “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku abaikan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminun / 23 : 99-100)

Dari sekaranglah hendaknya kita rubah cara berpikir dan pola hidup yang salah, yang menyalahi petunjuk Allah dan RasulNya.

Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/bab.9/Menyikapi iming-iming Allah/hal.26-35