Mengajak orang berbuat baik adalah amalan yang berpahala sangat besar, misalnya :
Sungguh Allah Maha Pemurah, Anda bahkan tidak hanya dapat pahala sebanyak itu, Anda juga dapat tambahan pahala sebanyak yang ia dapat ketika melangkahkan kaki pergi ke masjid dan pulang ke rumah.
Tidak cuma itu, jika Anda menyadarkan 10 apalagi 100 orang, maka semua pahala-pahala diatas akan dikalikan 10 atau 100.
Begitulah Nabi saw., menjelaskan dalam sabdanya :
"Barangsiapa menunjukkan pada kebaikan maka ia memperoleh pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang yang mengamalkannya."
(HR. Muslim 3509)
Pahala sebanyak itu masih terus bertambah. Sebab orang yang telah Anda sadarkan dan mau melakukan amal kebaikan pastilah akan berusaha mengajak orang-orang disekitarnya untuk melakukan amal kebaikan yang sama.
Dia juga ingin mendapatkan banyak pahala dengan mengajak orang berbuat baik, oleh karena itu ia akan mengajak keluarganya, tetangganya, teman dan kenalannya untuk melakukan kebaikan yang sama agar mereka semua kelak masuk surga.
Maka Allah memberi lagi pahala untuk Anda sebesar pahala-pahala semua orang yang berhasil dia sadarkan. Ini terus berantai sampai hari qiyamat.
RasuluLlah saw., bersabda :
"Barang siapa ,mentradisikan didalam Islam suatu tradisi yang baik maka ia memperoleh pahalanya dan pahala semua orang yang ikut mengamalkan sesudahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka."
(HR. Muslim 1691)
Pernahkah Anda dengar bisnis MLM?
Disana setiap member biasanya diberi royalty oleh perusahaan 5% dari nilai belanja downline (member dibawahnya) sampai 3 level..
Bagaimana royalty pahala dari Allah?
Allah tidak memberi batasan 5% melainkan memberi royalty pahala penuh 100%.
Allah tidak membatasi level sampai 3 tingkat, melainkan terus bersambung sampai level manapun meski sampai manusia terakhir menjelang qiyamat, Allahu Akbar!
RasuluLlah s.a.w.,
bersabda :
“Barangsiapa di dalam Islam mentradisikan suatu yang
baik maka ia mendapat pahalanya dan pahala (senilai pahala) setiap orang yang
mengamalkan sesudahnya sampai hari qiyamat tanpa dikurangi dari pahala-pahala
mereka sedikitpun.”
(HR. At-Thabrani
2322)
Begitu istimewanya nilai amalan ‘Mengajak Berbuat Baik’ atau yang dikenal juga dengan istilah dakwah/ ta’lim/ tabligh/ Amar
Ma’ruf dsb. Oleh karena itu Allah S.W.T., berfirman :
“Siapakah yang
lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru ke (jalan) Allah,
mengerjakan amal yang saleh dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang Islam?” (Fushilat/
41:33)
Didalam Ilmu Tafsir pertanyaan seperti di ayat itu
(Siapakah yang lebih baik perkataannya) disebut Istifham inkari yaitu
pertanyaan yang bermakna pengingkaran. Maksud kalimat itu bukan pertanyaan
untuk dijawab melainkan berita yag bermakna inkar (kebalikan), maka artinya :
Tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada..
Atau lebih lengkapnya :
Tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru ke (jalan)
Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang Islam?”
Karenanya menyeru (mengajak) ke (jalan) Allah adalah
merupakan perkataan yang nilainya paling tinggi tanpa tandingan.
Berdakwah adalah sifat Nabi s.a.w., dan orang-orang
yang mau diakui sebagai pengikutnya. Allah S.W.T., berfirman :
“Katakanlah : ‘Inilah
jalan (agama) ku, dan aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
orang kepada Allah dan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik’”.
(Yusuf/12:108)
Anda ingin dapat pahala yang sangat banyak?
Mari kita sadarkan umat ini agar mau aktif berjama’ah
ke masjid, agar mereka dapat pengakuan dari Allah S.W.T., sebagai orang yang
beriman,
Mari kita sosialisasikan budaya memakmurkan masjid
sampai benar-benar mendominasi kehidupan bangsa Indonesia yang mayoritasnya
muslim ini, agar bangsa ini diakui Allah sebagai bangsa yang beriman bertaqwa,
sehingga Allah berkenan menghentikan deraan azab-Nya dan menggantikannya dengan
curahan rahmat dan berkah, lalu di Akhirat memasukkan kita semua ke dalam
surga-Nya.
Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/Bab.15/Pahala Mengajak Berbuat Baik/hal.58-62