·
Ummu
Salamah meriwayatkan,
“Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah saw.,
adalah pakaian gamis.”
(HR. Tirmidzi
dan Abu Dawud)
·
Ummu
Salamah meriwayatkan (dengan sanad yang berbeda),
“Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah saw.,
adalah pakaian gamis.”
(HR. Tirmidzi
dan Abu Dawud)
·
Ummu
Salamah juga meriwayatkan,
“Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah saw.,
adalah pakaian gamis.”
(HR. Tirmidzi
dan Abu Dawud)
·
Asma’
binti Yazid meriwayatkan,
“(Panjang) lengan baju Rasulullah saw., hingga
pergelangan tangan.”
(HR. Tirmidzi,
Nasa’i, dan Abu Dawud)
·
Qurrah
meriwayatkan,
“Saya
pernah mendatangi Rasulullah saw., bersama sekelompok orang dari kabilah
Muzainah untuk berbai’at kepada beliau. Saat itu, pakaian beliau
terbuka—Barangkali ia mengatakan bahwa kancing baju Rasulullah terlepas.
Kemudian saya memasukkan tangan ke dalam saku baju beliau, maka tangan saya
menyentuh cincin.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban, dan Ahmad)
·
Anas
bin Malik meriwayatkan,
“Suatu hari, Nabi saw., keluar rumah dengan
bertelekan kepada Usamah bin Zaid. Ketika itu, beliau mengenakan pakaian dari
daerah Qithr yang melekat di kedua pundak beliau, kemudian Beliau melaksanakan
shalat berjama’ah bersama para sahabat.”
(HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
·
Abu
Sa’id al-Khudri meriwayatkan,
“Apabila Rasulullah saw., mengenakan pakaian baru,
beliau menamakan pakaian itu dengan namanya, seperti serban, baju, atau
selendang. Setelah itu, beliau berdoa, ‘Ya Allah! Segala puji hanya bagi –Mu,
sebagaimana Engkau telah memberi aku pakaian. Aku mohon kepada-Mu kebaikan
pakaian ini, serta kebaikan sesuatu yang diciptakan untuknya. Aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan pakaian ini, serta keburukan sesuatu yang diciptakan
untuknya.’ “
(HR. Tirmidzi, Abu Dawud,
Ibnu Hibban, dan Ahmad)
·
Anas
bin Malik meriwayatkan,
“Pakaian yang paling disukai Rasulullah saw.,
adalah hibarah (jenis pakaian yang berasal dari Yaman). " (HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Nasa’i, dan Ahmad)
·
Abu
Juhaifah meriwayatkan,
“Saya melihat Rasulullah saw., mengenakan pakaian
merah, seakan-akan saya bisa melihat kilauan dari betis beliau.’ Sufyan
berkata, ‘ Hemat saya, yang dimaksud dengan pakaian berwarna merah itu adalah hibarah.’
“ (HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim, dan
Ahmad)
·
Bara’
bin Azib meriwayatkan,
“Saya tidak pernah melihat seorang pun yang lebih
baik ketika mengenakan pakaian berwarna merah daripada Rasulullah saw. Ujung
rambut beliau tergerai menyentuh pundak beliau. “
(HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu
Dawud, dan Ahmad)
·
Abu
Ramtsah meriwayatkan,
“Saya pernah melihat Nabi saw., mengenakan dua
helai pakaian berwarna hijau.”
(HR.
Tirmidzi, Nasa’i, dan Ahmad)
·
Qailah
binti Makhramah meriwayatkan (dalam sebuah hadist yang panjang),
“Saya melihat Rasulullah saw., mengenakan dua helai
pakaian usang yang diwarnai dengan za’faran. Warna kedua pakaian itu pun mulai
luntur.” (HR. Tirmidzi)
·
Ibnu
Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw., bersabda,
“Hendaklah kalian mengenakan pakaian yang berwarna
putih; orang-orang yang masih hidup di antara kalian, hendaklah mengenakan
pakaian berwarna putih. Dan orang-orang yang telah meninggal dunia, hendaklah
dikafani dengan kain yang berwarna putih. Sungguh, pakaian berwarna putih itu
merupakan bagian pakaian yang paling baik bagi kalian.”
(HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
Ahmad)
·
Samurah
bin Jundab meriwayatkan bahwa Rasulullah saw., bersabda,
“Hendaklah kalian mengenakan pakaian berwarna
putih. Sungguh, pakaian berwarna putih itu lebih suci dan lebih baik bagi
kalian. Dan hendaknya kalian mengafani orang-orang yang meninggal dunia dengan
kain kafan putih.” (HR. Tirmidzi,
Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Dawud ath-Thayalisi, Baihaqi, dan Hakim)
·
Aisyah meriwayatkan,
“Pada suatu pagi, Rasulullah saw., keluar dengan mengenakan
pakaian yang terbuat dari bulu-bulu berwarna hitam.” (HR. Tirmidzi, Muslim, dan Ahmad)
·
Mughirah
bin Syu’bah meriwayatkan,
“Rasulullah saw., pernah mengenakan jubah Romawi,
dimana lengan jubah itu sempit.” (HR.
Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ahmad)
Asy-Syamail
al-Muhammadiyyah/Imam Tirmidzi/Berpakaian/8:65-74