Jika di kota Anda ada supermarket gulung tikar lalu membuat spanduk-spanduk pengumuman untuk mengobral dagangannya dan mendiskon 70%, tapi Anda ternyata tidak tertarik pada pengumuman itu, bahkan Anda belanja di supermarket lain yang harganya normal, maka jangan disalahkan jika orang mempertanyakan kewarasan akan Anda.
Sekarang bagaimana dengan iming-iming Allah ?
Begini, jika Anda baca iklan diskon 70 % tadi lalu Anda tertarik dan pergi belanja ke supermarket itu, berarti Anda percaya pada iklan supermarket itu ?
Nah, sekarang Anda membaca iklan dari Allah, di dalam Al-Qur'an atau hadis shahih, mengenai tawaran ganda jika Anda sholat berjama'ah di masjid, lalu Anda cuek saja dan memilih sholat di rumah, maka berarti Anda :
1. Lebih percaya kepada janji supermarket daripada janji Allah atau
2. Anda memang sama sekali tidak percaya pada janji Allah atau
3. Anda tidak tertarik pada pahala Allah untuk kehidupan akhirat dan hanya tertarik pada rupiah dan harta/ kesenangan duniawi atau
4. Anda memang tidak peduli pada hari pertemuan dengan Allah, ketika Anda dihisab nanti.
Empat sifat diatas adalah sifat-sifat yang amat negatif. Maka jangan heran jika orang yang malas pergi kemasjid untuk sholat isya dan subuh itu diindikasikan sebagai orang munafiq.
Hati-hati terhadap tipuan-tipuan syetan!
Ketahuilah bahwa salah satu kerjaan syetan adalah membuat orang tidak tertarik pada kebaikan yang diajarkan Allah dan dicontohkan oleh Rasul-Nya, Muhammad s.a.w
Diantara tipuan-tipuan syetan adalah :
a.) Anda dibisiki, bahwa dalam beramal itu yang penting cari ridlo Allah saja, jangan mengharapkan pahala atau lainnya. Kalimat ini terkesan sangat indah. Sehingga ketika orang bertanya : Mengapa Anda tidak sholat berjama'ah di masjid, padahal Allah menyediakan pahala yang sangat banyak, dan Anda lebih suka sholat di rumah, padahal pahalanya sangat sedikit?
Maka dengan mantapnya Anda menjawab : Bagi saya tidak penting besar kecilnya pahala, yang penting saya dalam beramal hanya karena ridlo, bukan karena cari pahala.
Anda telah memberikan kesan pada orang, bahwa Anda sangat ikhlas, hanya cari ridlo saja, sedangkan orang lain tidak ikhlas karena dalam beramal mengharap pahala.
b.) Lebih jauh lagi syetan mengajarkan, jika Anda dalam beramal mengharapkan pahala ataupun mengharap surga, berarti Anda telah berbuat syirik (menjadi musyrik), karena tujuan Anda bercabang, yaitu : (1) Cari ridlo Allah, (2) Cari pahala / surga. Padahal tujuan amal itu seharusnya satu saja, yaitu : cari ridlo Allah.
SubhanaLlah, semakin jauh syetan menyesatkan manusia.
Sekarang bagaimana dengan iming-iming Allah ?
Begini, jika Anda baca iklan diskon 70 % tadi lalu Anda tertarik dan pergi belanja ke supermarket itu, berarti Anda percaya pada iklan supermarket itu ?
Nah, sekarang Anda membaca iklan dari Allah, di dalam Al-Qur'an atau hadis shahih, mengenai tawaran ganda jika Anda sholat berjama'ah di masjid, lalu Anda cuek saja dan memilih sholat di rumah, maka berarti Anda :
1. Lebih percaya kepada janji supermarket daripada janji Allah atau
2. Anda memang sama sekali tidak percaya pada janji Allah atau
3. Anda tidak tertarik pada pahala Allah untuk kehidupan akhirat dan hanya tertarik pada rupiah dan harta/ kesenangan duniawi atau
4. Anda memang tidak peduli pada hari pertemuan dengan Allah, ketika Anda dihisab nanti.
Empat sifat diatas adalah sifat-sifat yang amat negatif. Maka jangan heran jika orang yang malas pergi kemasjid untuk sholat isya dan subuh itu diindikasikan sebagai orang munafiq.
Hati-hati terhadap tipuan-tipuan syetan!
Ketahuilah bahwa salah satu kerjaan syetan adalah membuat orang tidak tertarik pada kebaikan yang diajarkan Allah dan dicontohkan oleh Rasul-Nya, Muhammad s.a.w
Diantara tipuan-tipuan syetan adalah :
a.) Anda dibisiki, bahwa dalam beramal itu yang penting cari ridlo Allah saja, jangan mengharapkan pahala atau lainnya. Kalimat ini terkesan sangat indah. Sehingga ketika orang bertanya : Mengapa Anda tidak sholat berjama'ah di masjid, padahal Allah menyediakan pahala yang sangat banyak, dan Anda lebih suka sholat di rumah, padahal pahalanya sangat sedikit?
Maka dengan mantapnya Anda menjawab : Bagi saya tidak penting besar kecilnya pahala, yang penting saya dalam beramal hanya karena ridlo, bukan karena cari pahala.
Anda telah memberikan kesan pada orang, bahwa Anda sangat ikhlas, hanya cari ridlo saja, sedangkan orang lain tidak ikhlas karena dalam beramal mengharap pahala.
b.) Lebih jauh lagi syetan mengajarkan, jika Anda dalam beramal mengharapkan pahala ataupun mengharap surga, berarti Anda telah berbuat syirik (menjadi musyrik), karena tujuan Anda bercabang, yaitu : (1) Cari ridlo Allah, (2) Cari pahala / surga. Padahal tujuan amal itu seharusnya satu saja, yaitu : cari ridlo Allah.
SubhanaLlah, semakin jauh syetan menyesatkan manusia.
Dengan
tipuan yang pertama itu ia berhasil menciptakan sekelompok muslim yang semakin
malas ke masjid, sebab kemalasannya mendapatkan pembenaran. Maka dengan
lantangnya mereka mengatakan : Mau di rumah kek, mau di masjid yang penting
sholat, tidak perlu mikirin pahala!
Apa yang diinginkan syetan ?
Dengan
tipuan pertamanya itu syetan ingin agar perolehan pahala Anda sedikit sekali,
pas-pasan, sehingga ketika ditimbang di hari hisab nanti kalah berat dengan
dosa, lalu Anda masuk neraka. Oleh karena itu Allah mengingatkan :
“Sesungguhnya
syetan itu adalah musuh bagimu, maka jadilah ia musuhmu, karena sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni
neraka yang menyala-nyala." (QS.Fathir/ 35: 6)
Dengan
tipuan yang kedua, syetan ingin Anda terjerumus lebih dalam ke jurang neraka.
Sebab jika Anda mengikuti ajarannya, maka secara automatis saudara-saudara
Anda, orang-orang Islam yang mengharapkan pahala/syurga, mustahil syetan
menyesatkan Anda lebih jauh lagi untuk menganggap Nabi Muhammad s.a.w juga
musyrik. Sebab beliau telah mengajarkan agar kita selain mengharap ridlo Allah
juga mengharap surgaNya. Akhirnya Allah juga disalahkan, karena ia memotivasi
hambaNya untuk mencari surga. SubhanaLlah, Maha Suci Allah dari kebodohan
mereka!
Oleh
karena itu jangan Anda menjadi burung Beo, hanya mengikut omongan orang, tanpa
meneliti kebenarannya, meskipun yang bicara adalah Ustadz/Kyai yang punya
banyak pengikut.
Jangan
menilai kebenaran karena orang itu banyak pengikut, kalau banyak pengikut
adalah standar kebenaran maka ketahuilah bahwa yang paling banyak pengikutnya
adalah iblis. Bahkan Nabi ‘Isa a.s selama menjalankan tugasnya sebagai nabi
hanya 12 orang pengikut.
Ingat,
jika guru Anda salah dan menyebabkan Anda serta pengikut-pengikut lainnya
salah, ia tidak akan bisa menanggung mereka supaya selamat dari hukuman neraka.
Dosanya memang lebih besar karena mengajarkan sesuatu yang menyalahi ajaran
Allah dan RasulNya, tapi tetap saja, Anda tidak bisa bebas dari resiko
kesalahan itu, sebab Allah telah berfirman :
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung
jawabnya." (QS. Al-Isra/17 : 36)
Artinya
: di akhirat orang tidak bisa mengambing-hitamkan guru / pemimpinnya untuk
membebaskan diri dari hukuman Allah.
Ayat
itu seolah-olah menyatakan : Bagaimana kamu bisa salah dalam mengikuti,
bukankah kamu sudah diberi pendengaran, penglihatan, dan hati, mengapa tidak
kamu gunakan?
Ketahuilah,
bahwa boleh itu yang dibolehkan oleh Allah/ RasulNya, wajib itu yang diwajibkan oleh Allah/ RasulNya. dan haram itu yang
diharamkan oleh Allah/ RasulNya.
Kita sama sekali tidak berhak mengharamkan
sesuatu yang dibolehkan oleh Allah/ RasulNya, begitu pula menyalahi
ketetapan-ketetapan Allah/ RasulNya dalam perkara apapun.
Sekarang
fahamilah, bahwa orang yang beriman itu boleh saja punya niat ganda selama hal
itu tidak bertentangan dengan ajaran Allah/ RasulNya, apalagi jika memang Allah
dan RasulNya telah mengajarkan hal seperti itu.
Pernahkah
Anda membaca do’a seperti ini ketika sholat tarawih :
“ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA RIDHOKA WAL JANNAH.”
Ya pasti, Anda pernah membacanya, begitu pula
ustadz-ustadz yang ajarannya nyeleneh/sembarangan/menyimpang itu. Sebab di
kebanyakan masjid-masjid Indonesia ketika tarawih doa itu selalu dibaca
rame-rame.
Arti
doa itu “ Ya Allah aku memohon ridho-Mu dan surga(Mu).
Jadi, boleh saja kita mencari ridlo Allah,
sambil mengharap surgaNya ataupun anugerahNya yang didunia atau di akhirat. Di
dunia yaitu tambahan rizqi atau kesenangan-kesenangan lain yang halal,
sedangkan anugerah di akhirat adalah pahala yang besar/ surga dan berbagai
nikmatNya serta pembebasan diri dari siksa neraka.
Anda
masih ragu bahwa niat ganda seperti itu dibolehkan ? Bacalah ayat-ayat ini :
1.
Muhammad itu
adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia.. ruku’ dan sujud sujud
mencari (1) Karunia Allah dan (2) keridhaanNya. (Al-Fath / 48 :29)
2. Dan bersegeralah kamu kepada (1) ampunan dari
Tuhanmu dan (2) surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertaqwa. (Ali-Imran / 3:133)
3. Dan (1) carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan (2) janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (keni’matan) duniawi... (Al-Qashash / 28:77)
RasuluLlah
s.a.w bahkan memotivasi umatnya untuk berkeinginan dan berjuang mendapatkan
surga tertinggi, yaitu FIRDAUS :
“Jika kamu
meminta kepada Allah, mintalah surga Firdaus, sebab ia itu adalah surga bagian
tengah dan atas, aku melihat di atasnya adalah ArsyNya Ar-Rahman, dan dari sana
mengalir sungau-sungai surga..” (HR. Al-Bukhari 2790)
Aneh bukan?
Bagaimana ada orang Islam yang berani mengajarkan suatu ajaran yang
bertentangan dengan ajaran Allah dan RasulNya!
Orang Islam
juga boleh berhaji dengan niat ganda, yaitu : (1) Mencari ridlo Allah dan (2)
mencari rizki. Ini tidak menyebabkan hajinya tidak sah, Mengapa boleh ?
Sebab Allah telah berfirman :
“
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rizki) dari Tuhanmu. Maka apabila
kamu telah bertolak dari ‘Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam.
Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkanNya
kepadamu” (QS. Al-Baqarah / 2 : 198)
Jadi
apanya yang salah dari niat ganda itu? Yang salah tidak ada, yang salah adalah
kebodohan mereka dan kegemaran mereka mengarang aturan sendiri.
NIAT
GANDA yang dibenarkan itu bisa disimpulkan : SELAMA NIAT GANDA ITU SEMUA
DIARAHKAN KEPADA ALLAH, TIDAK ADA MASALAH.
Misalnya :
1.
Orang
berhaji mencari RIDLO ALLAH, sambil mencari RIZQI DARI ALLAH
2. Orang
berdoa memohon RIDLO ALLAH, sambil mengharap SURGA ALLAH
3. Orang sholat di masjid mencari RIDLO ALLAH
sambil mencari PAHALA BESAR DARI ALLAH.
Yang tidak
boleh adalah niat ganda yang ditujukan kepada Allah dan selain Allah.
Misalnya :
1.
Orang sholat
karena Allah dan karena mertua.
2.
Orang
mencari ridlo Allah sambil mencari pujian orang.
Disini jelas
sekali, yang dituju adalah Allah dan selain Allah, yang seperti ini adalah syirik.
Nah, sekali
lagi jangan Anda tertipu oleh ajaran-ajaran salah, ajaran karangan manusia,
yang tidak ada landasannya di Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang justru menyebabkan
kemalasan Anda untuk berjama’ah di masjid. Hal ini akan menyebabkan Anda kelak
benar-benar merugi karena kurangnya bekal (pahala) untuk Alam Kubur, Alam
Mahsyar dan Akhirat yang abadi.
Jangan
samoai ketika Malaikat maut sudah di depan mata baru Anda sadar, menyesal,
karena tabungan akhirat Anda terlalu sedikit.
Jangan samoai mengalami nasib seperti ini :
“Sehingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata : “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),
agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku abaikan. Sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminun / 23 :
99-100)
Dari sekaranglah hendaknya kita rubah cara
berpikir dan pola hidup yang salah, yang menyalahi petunjuk Allah dan RasulNya.
Renungan Sholat Berjama'ah/Muhammad Zubaidi/bab.9/Menyikapi iming-iming Allah/hal.26-35